Pages

Kamis, 21 Oktober 2010

Sebuah Cita-cita

“Sebuah Cita-Cita”
            Saya dulu ingin sekali menjadi seorang atlit renang. Dari SD saya mempelajari yang namanya renang. Biasanya saya dalam seminggu dapat latihan renang minimal tiga hari seminggu. Terkadang saya pergi berenang bersama teman-teman saya bahkan semua keluarga.


Saya juga mengikuti latihan bersama pelatih renang. Sempat mengikuti ekskul dari sekolah. Saya ingin menjadi seorang perenang karena saya senang sekali melihat orang berenang, Tapi tujuan utama saya karena saya ingin menjadi lebih tinggi dari orang-orang sekitar saya. Dulu saya sempat merasa pendek tapi dengan saya melatih terus menerus renang saya akhirnya saya merasa menjadi lumayan tinggi.


Sempat saya merasa senang dengan adanya saya mengikuti lomba-lomba. Saya mengikuti lomba-lomba tersebut dengan rujukan oleh sekolah saya. Saking senangnya saya mendapat kabar tersebut sampai-sampai saya lupa memberitahukannya kepada orang tua saya kalau saya lomba di luar kota. Saya hanya berkata kepada mereka akan mengikuti lomba renang. Akibat dari saya lupa memberitahuikannya orang tua saya mencari-cari saya ketempat biasanya saya latihan karena sampai magrib saya belum pulang. Namun ketika saya pulang saya hampir dimarah tapi say tidak jadi dimarahi karena saya memberikan kabar gembira, yaitu saya memenangkan juara ke 3 di dalam lomba tersebut.
          Semenjak dari situ saya mulai mengikuti lomba-lomba. Baik itu rujukan dari sekolah saya maupun dari pelatih renang saya. Saya merasa senang dan bangga terhadap diri saya. Semua yang saya harap-harapkan ingin menjadi seorang perenang pun mulai terwujud. Setiap saya lomba sayangnya saya tidak pernah merasakan yang namanya juara satu. Saingan antar SD saya selalu ikut dan mendapatkan pasangan bersama saya, dari situ saya mulai merasa “kenapa saya tidak bisa mengalahkan dy???” itu menjadi tanda tanya saya sampai sekarang.
Setiap saya mengikuti lomba pasti saya mendapat juara 3 kalau tidak saya mndapatkan juara harapan, bahkan hanya sebagai perenang terbaik (gayanya). Saya belum merasa puas dengan ini walaupun saya tetap bersyukur dengan apa yang telah saya dapatkan. Sayangnya saya harus berhenti berenang dan mengikuti lomba-lomba seperti itu setelah saya menduduki kelas 1 SMP. Saya putus renang karena semenjak SMP saya mulai mempunyai banyak kegiatan dari basket, latihan seni, bahkan OSIS. Kemudian saya berfikir mungkin SMA saya dapat melanjutkan renang saya, tapi ternyata itu salah,karena ketika saya SMA saya bahkan pindah kota dan jauh lebih banyak mempunyai kegiatan, Tapi saya tetap bisa latihan renang di sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar